Senin, 09 Mei 2016

Kesuksesan Putra/Putri Indonesia dalam Kompetisi Internasional Bidang IPTEK

Robot AS-Israel kalah oleh mahasiswa ITB

BANDUNG, RIMANEWS - Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia setelah berhasil menjuarai kontes robot cerdas tingkat international yang diadakan di Connecticut, Amerika Serikat 9-11 April 2011.
Keempat mahasiswa yang berhasil memukau juri dalam even '2011 Trinity College Fire Fighting Home Robo Contest and Robo Waiter Competition' tersebut adalah Syawaludin Rahmatullah (Jurusan Tekni Elektro 2008), Sam Ratul Fuadi (Elektro 2007), Aslih Damitri (Elektro 2007), dan Dodi Suhendra (Teknik Tenaga Listrik 2005).
Direktur Humas ITB Marlia Singgih mengatakan, keberhasilan delegasi ITB dalam kontes robot internasional itu merupakan kebanggan bagi bangsa dan negara, serta khususnya bagi ITB.
"Keempat mahasiswa yang berhasil merebut juara I kontes robot itu menjadi tim delegasi dari Indonesia yang difasilitasi Kemendiknas untuk mengikuti kontes tersebut," tutur Marlia Singgih kepada wartawan di Ruang Rapim B Rektorat ITB, Jalan Tamansari Kota Bandung, Kamis (14/4/2011).
Keberhasilan mereka meraih juara I lomba robot cerdas tersebut, kata Marlia, karena robot yang dibawa tim Indonesia dinilai berhasil dengan cepat dalam melaksanakan tugas sesuai perintah dewan juri.
Tim pendamping delegasi robot ITB Kusprasapta Mutijarsa menyebutkan, kemenangan tim ITB karena robot yang diciptakan mampu menemukan titik api secara langsung dan memadamkan api menggunakan kipas yang disiapkan di depan badan robot tersebut.
"Karena nama kontesnya sendiri berkaitan dengan kebakaran, di mana robot tersebut akan diberi perintah oleh juri untuk menjinakkan atau memadamkan api yang dilakukan di sebuah ruangan yang disiapkan. Robot tim delegasi ITB berhasil menemukan titik api selama kurang lebih 40 detik," ujar Kusprasapta.
Dalam kontes tersebut, delegasi ITB yang masuk dalam kategori robot berkaki berhasil menyingkirkan enam negara peserta lainnya. "Kontes ini sendiri diikuti tujuh negara, yakni Amerika Serikat selaku tuan rumah, Korea Selatan, Israel, Kanada, China, Portugal termasuk Indonesia," terangnya.(ian/inil)
Indonesia Menangkan Kompetisi Peradilan Semu Asia Cup di Jepang

Di tengah keterpurukan penegakan hukum di Indonesia, putra-putri Indonesia ternyata bisa mengukir prestasi gemilang dalam kompetisi bidang hukum.
M-1
Kembali putra Indonesia menuai prestasi di negeri seberang. Setelah kompetisi bidang fisika, kali ini di bidang hukum. Akhir Agustus lalu, tim Indonesia yang beranggotakan Harjo Winoto, Melissa Butar-Butar, Novriady Erman, dan Fitria Chairani berhasil mengukir prestasi sebagai juara pertama Kompetisi Peradilan Semu Asia Cup yang berlangsung 21-22 Agustus 2006 di Gedung Mita Conference, Tokyo, Jepang.
Kompetisi yang diselenggarakan setiap tahun sejak 1999 tersebut diikuti oleh fakultas hukum-fakultas hukum terkemuka dari Malaysia, Singapura, Jepang Filipina, Thailand, dan Hongkong, Dalam kompetisi yang bergengsi tersebut, para peserta nantinya berperan seolah-olah berargumentasi di depan Mahkamah Internasional.
Tim Indonesia yang diwakili dari Universitas Indonesia tersebut harus bersaing dengan kontingen dari University of Malaya (Malaysia), University of Singapore (Singapura), Athaneo University (Filipina), Chullaangkorn University (Thailand), University of Hong Kong (Hong Kong) serta Waseda University, Kyoto University dan Osaka University. Ketiga perguruan tinggi terakhir berasal dari tuan rumah Jepang.
Perasaan senang, bahagia tampak jelas terpancar dari wajah para pemenang. Menyenangkan, kita bisa merasakan seolah-olah bicara di depan hakim Mahkamah Internasional. Bisa nambah jaringan ke negala lain juga, tutur Fitria Chairani selaku Ketua Tim, kepadahukumonline.
Dalam final yang diselenggarakan pada tanggal 22 Agustus 2006, tim Indonesia berhadapan dengan University of Malaya. Ini merupakan yang pertama sejak mengikuti Asia Cup selama delapan kali, tutur Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana, yang bertindak selaku Pembina bagi Tim Indonesia.
Berawal dari ketertarikan ingin mendapat pengalaman, Fitria yang pertama kali berpartisipasi dalam Asia Cup mengaku bahwa keberhasilannya membawa tim Indonesia juara tidak dicapai dengan mudah. Mereka harus berlatih dalam waktu tiga bulan secara intensif bersama senior-seniornya yang penah ikut kejuaraan tersebut sebelumnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Novriady Erman, salah seorang peserta. Mahasiswa peminat program kekhususan Hukum Internasional tersebut mengaku dirinya harus mengalahkan puluhan saingannya untuk bisa menjadi peserta Asia Cup.
Menurut Novry, Pemerintah Jepang mengeluarkan kasus akhir bulan Mei 2006. Pendaftaran untuk calon pesertaAsia Cup pun kemudian dibuka untuk umum. Mereka yang ingin mendaftar diharuskan membuat memorial, semacam surat gugatan ataupun surat pembelaan terhadap suatu kasus dalam negara fiktif. Nantinya para pendaftar bisa memilih akan jadi penuntut atau jadi pembela. Setelah itu, para calon peserta diharuskan presentasi di depan juri yang terdiri dari para alumni mahasiswa Indonesia yang pernah ikut mooting ataupun senior mereka di kampus.
Setelah proses tersebut dijalani, maka terdapat sekitar 20 orang calon peserta dan kemudian dibentuk menjadi  tiga tim. Mereka kemudian mengerjakan tes tertulis selama satu bulan dan hasil jawaban serta analisis dari tiga tim tersebut kemudian dikompilasikan dan dikirim ke Jepang.
Tim Indonesia yang mengirimkan jawaban tertulis ke Jepang adalah dari Universitas Indonesia dan Universitas Parahyangan. Namun, Pemerintah Jepang memilih UI untuk tampil di pertandingan di Jepang mewakili Indonesia. Di Indonesia, seleksi diadakan lagi dengan cara presentasi lisan. Dari sekitar 20 orang akhirnya disaring lagi jadi empat orang untuk berangkat ke Jepang. Keempat orang tersebut berlatih lagi satu bulan untuk kompetisi.
Mereka dilatih oleh para senior yang pernah ikut kompetisi serupa. Untuk berlatih, para peserta tersebut datang ke kantor para pelatihnya atau bahkan ke rumah atau tempat kost pelatihnya. Kepedulian para seniornya sangat tampak ketika mereka merelakan waktunya sepulang kerja, kadang sampai jam lima pagi untuk melatih tim Indonesia padahal jam enamnya mereka harus kembali kerja ke kantor masing-masing.
Sumber :

Http://rimanews.com
http://repindonesiaraya.blogspot.co.id/2011/04/prestasi-internasional-siswa-indonesia.html?m=1
http://m.hukumonline.com/berita/baca/hol15402/indonesia-menangkan-kompetisi-peradilan-semu-iasia-cupi-di-jepang
http://evilaelawati.blogspot.co.id/2016/05/kesuksesan-putraputri-indonesia-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar