Rabu, 21 Oktober 2015

TIGA PILAR KEPRIBADIAN MANUSIA

     Bila bicara mengenai kepribadian manusia, kita pasti akan membahas tiga pilar kepribadian manusia, yaitu Id, Ego, dan Super ego. Teori tiga pilar ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Ia dikenal dengan teorinya mengenai alam ketidaksadaran. Teori ini merupakan penemuan baru saat itu karena saat itu para ahli hanya menyibukkan diri dengan alam kesadaran. Dalam perkembangan teorinya tersebut Sigmund Freud selalu menggunakan tiga pilar ini.


A.Id (Naluri)
            Dalam kepribadian manusia, Id adalah bagian tertua dalam kepribadian manusia. Id sudah dimiliki seorang manusia ketika ia masih menjadi bayi, bahkan ketika ia belum berhubungan dengan dunia luar. Sigmund Freud mengatakan bahwa Id ini lebih banyak dipengaruhi prinsip kesenangan, yaitu selalu berusaha untuk mendapatkan kepuasan dari semua keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak segera terpuaskan, hasilnya adalah kecemasan dan ketegangan. Sebagai contoh, seorang bayi yang lapar pasti akan menangis jika ia tidak diberi makan. Perlu diketahui Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tetapi ia tidak dapat membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Contohnya, seorang anak kecil menangis ketika dilarang bermain tanah padahal didalam tanah tersebut terdapat banyak kuman.



B. Ego (Aku/saya)
            Sigmund Freud menyebutkan bahwa Ego adalah bentuk dewasa dari Id yang bertugas untuk memastikan bahwa keinginan Id dapat dipenuhi dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan aturan dan norma-norma yang dapat diterima oleh orang lain. Ego sesalu bekerja sesuai dengan realitas yang ada. Ego selalu berusaha menyesuaikan keinginannya sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dilingkungannya. Salah satu akibat terusiknya Ego manusia adalah munculnya perasaan marah atau kecewa. Ego inilah yang nantinya sangat berperan dalam perkembangan emosinya. Contohnya, seorang anak yang terbiasa keinginannya selalu dipenuhi oleh orang tua cenderung akan menjadi manja.



c. Superego (hati nurani)
            Pilar terakhir dalam kepribadian manusia adalah superego. Pilar inilah yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orangtua dan masyarakat. Superego diyakini dapat memberikan pedoman untuk membuat penilaian, terutama tentang yang baik atau buruk, benar atau salah, halal atau haram, dan lain sebagainya. Superego memegang peranan sebagai pengendali dari Id dan Ego hasil dari penyerapan standar aturan dan pranata dari pendidikan orang tua, sekolah, dan juga masyarakat. Superego merupakan bagian dari kepribadian manusia yang berkaitan erat dengan etika, standar moral, dan aturan. Contohnya, kewajiban anak muda menghormati orang yang lebih tua, larangan minum-minum keras dan berjudi, dan sebagainya. Apabila kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Superego atau hati nurani pasti akan menghasilkan perasaan bersalah, kegelisahan, dan rasa khawatir. Tak jarang dalam kehidupan ini seorang manusia akan dihadapkan pada sebuah konflik yang super besar yaitu pergulatan antara Id, Ego, dan Superego. Apabila Ego-nya lebih besar maka tentu saja ia akan kalah dan diperbudak oleh egonya sendiri. Tetapi, apabila Superego yang menang maka itu artinya ia bisa mengalahkan dirinya sendiri dan bisa mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang sudah ia pegang selama ini.contohnya, saat seseoramg ingin membalas dendam terhadap seseorang jika Superegonya yang menang maka ia tidak akan balas dendam terhadap seseorang tersebut karena membalas dendam adalah perbuatan yang tidak baik. Kemenangan Superego tidaklah mudah karena ia harus benar-benar mendengarkan suara hatinya yang terdalam.  




Sumber:
Harfi Muthia S.Psi.,M.Psi. Mudahnya mengenal karakter orang lain. Yogyakarta: Notebook 2015
Sarlito W. Sarwono. Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers 2012 
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar