Senin, 18 April 2016

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya


Dalam keadaan normal, bumi akan memantulkan kembali sebagian panas yang berada di lapisan atmosfer dalam bentuk radiasi inframerah. Namun akibat konsentrasi karbondioksida yang terlalu tinggi pada atmosfer bumi, kemampuan atmosfer untuk memantulkan kembali panas matahari ke luar menjadi berkurang. Awan dan lapisan gas karbondioksida akan memerangkap radiasi inframerah yang seharusnya ke luar dari lapisan ozon bumi. Jika keadaan ini terus – menerus berlangsung akan mengakibatkan suhu pada permukaan bumi naik berkali – kali lipat. Dan bisa menyebabkan bumi akan mengalami suhu yang panas secara permanen.
Efek rumah kaca dalam keadaan normal dibutuhkan oleh bumi untuk mengatur suhu dalam lapisan ozon agar perbedaan suhu pada siang hari tidak terlalu berbeda. Bumi tanpa adanya efek rumah kaca tidak akan bisa ditinggali oleh mahluk hidup karena suhu pada bumi bisa mencapai -18 derajat celsius. Dan secara alami, bumi sebenarnya bisa menghasilkan efek rumah kacanya sendiri untuk menghangatkan lapisan atmosfer. Namun efek rumah kaca yang berlebihan akibat aktivitas manusia yang berlebihan, akan menimbulkan dampak buruk bagi suhu bumi, sehingga terjadi global warming.
 Secara normal dengan adanya efek rumah kaca yang terjadi secara alami, energi panas yang diterima bumi akan  :
  • 5 % dipantulkan kembali ke luar lapisan atmosfer bumi
  • 25 % diserap oleh awan
  • 45 % diserap oleh permukaan bum sebagai sumber kehidupan
  • 25 % akan dipantulkan oleh awan atau partikel lainnya yang berada di lapisan atmosfer bumi
Efek rumah kaca disebabkan oleh :
  • karbondioksida
  • belerang dioksida
  • nitrogen monoksida
  • nitrogen dioksida
  • gas metana
  • klorofliorokarbon
Mengapa saat mendung udara terasa panas?
Mungkin kita bertanya-tanga mengapa ketika awan dilangit terlihat hitam, yang merupakan pertanda akan turun hujan, udara disekitar terasa panas? Atau bahkan bisa menyebabkan tubuh kita gerah dan berkeringat? Padahalkan matahari tertutup awan sehingga seharusnya tidak terasa panas? Berikut ini jawaban dan penjelasan dari pertanyaan tersebut.
Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.



Daftar Pustaka :
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar