Selasa, 10 November 2015

MANUSIA DAN HARAPAN

A.PENGERTIAN HARAPAN
            Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
            Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan terhadap diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa, karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
            Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk; sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu:
·      Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
·      Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat

B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?
          Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu pun manusia yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul  dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
            Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
            Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Kodrat terdapat juga pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan juga perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walaupun bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaannya ialah bahwa manusia memiliki akal dan kehendak. Dengan akalnya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
            Dalam dir manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. dengan kodrat ini manusia mempunyai harapan.

Dorongan kebutuhan hidup
            Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani misalnya: makan, minum, pakaian, rumah, ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. hal ini disebabkan kemampuan manusia sangat terbatas. Baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
            Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakikatnya harapan itu adalah keinginan utnuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
             Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia ialah:
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)      Diakui lingkungan (status)
e)      Perwujudan cita-cita (self actualization)


Kelangsungan hidup (survival)
            Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Sandang semula hanya berupa perlindungan/keamanan unyuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan keamanan, tetapi cenderung kepada kebutuhan lain.
            Untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan itu maka manusia sejak kecil telah mulai belaja. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan, sandang, dan papanyang layak akan tepenuhi.



Keamanan
            Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak telah lahir ia telah membutuhkan keamanan. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral punorang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.


Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
            Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Bila seseorang telah beranjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada usia itu biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang diangga tidak sesuai dengan alamnya.


Status
            Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, dan mengapa manusia hidup. Setiap manusia yang lahir tentu akan bertanya tentang status keberadaannya. Status dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Status itu penting karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu.

  
Perwujudan cita-cita
            Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

C. KEPERCAYAAN
            Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kepercayaan.
            Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan diri sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Kebenaran
            Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya. Karena ia punya arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan.
            Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
            Jelaslah bagi kita bawha kebenaran merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari, mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
            Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu”, sebuah pengantar populer ada tiga teori kebenaran yaitu sebagai berikut:
1)      Teori koherensi atau konsisten
Yaitu sebuah pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2)      Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3)      Teori prsgmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan itu bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
            Dalam berbagai jenis  kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
            Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
1.    Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya kepada Tuhan yang maha esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

2.    Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi “orang itu dipercaya karena ucapannya”.

3.    Kepercayaan kepada pemerintah
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada pemerintah/negara.

4.    Kepercayaan kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan ada dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaiman Tuhan dapat menolong umatnya apabila umat itu tidak memiliki kepercayaan kepada Tuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar