Kamis, 26 November 2015

Kata Pengantar

Pertama-tama penulis mengucapkan rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia ALLAH SWT. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat manyelesaikan laporan yang  berjudul  “Museum Keramik”.
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis telah banyak mendapat dukungan, bimbimngan dan bantuan dari pihak yang berkaitan, sehingga penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap :
1.  ALLAH SWT
2.  Ibu Meti Nurhayati
3. Kedua orang tua
4. Saudara
5. Dan, seluruh sahabat yang telah mendukung dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis akan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca.             


Jakarta, 2 November 2015


                                                                                                                 Penyusun


Daftar Isi

Kata pengantar....................................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................................ ii
A. Sejarah Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik.......................................................... 1
B. Museum Seni Rupa dan Keramik..................................................................................... 1
C. Cerita Singkat Perjalanan.................................................................................................. 7
Lampiran................................................................................................................................ 9
A. Gambar Lainnya............................................................................................................... 10
B. Tiket Masuk Museum Seni Rupa dan Keramik................................................................ 12
Daftar Pustaka....................................................................................................................... iii



A. Sejarah Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik
            Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Lalu pada tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat. Pada tanggal 20 Agustus 1976, gedung ini diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Dan di gedung ini pula terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

B. Museum Seni Rupa dan Keramik
1.      Koleksi seni rupa
           Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain:

Gambar 1 “Rapat Ikada” karya Otto Djaya 1965

Gambar 2 “Menyusui” karya Dullah 1972

Gambar 3 “Potret Diri” karya Affandi 1960

Terdapat juga patung yang bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya. Juga terdapat totem dan patung kayu karya para seniman modern, antara lain G.Sidharta, Oesman Effendi, disusul karya-karya ciptaan seniman lulusan akademis, misalnya Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suparto, Irsam, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton, dan banyak seniman lain dari berbagai daerah.
Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi yaitu:
a.       Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 - 1890)
b.      Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
c.       Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
d.      Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 - 1945)
e.       Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 - 1950)
f.       Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
g.      Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 - sekarang)

1.      Koleksi keramik
           Koleksi Keramik di museum ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Keramik lokal berasal dari sentra industri daerah antara lain Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok dan lain-lain. Museum ini juga memiliki keramik dari Majapahit abad ke-14 yang menunjukkan ciri keistimewaan yang indah dan bernilai sejarah yang mempunyai keragaman bentuk serta fungsi. Keramik asing meliputi berbagai bentuk, ciri, karakteristik, fungsi dan gaya berasal dari China, Jepang, Thailand, Eropa. Terbanyak dari China terutama pada masa Dinasti MIng dan Ching.

Gambar 4 “Piring dan Mangkuk Warna Sancal” abad ke-17

Gambar 5 “Guci” karya Chang Chou abad ke-16

Gambar 6 “Keramik Buatan Eropa” abad ke 19-20

1.      Studio gerabah
           Museum Seni Rupa dan Keramik juga memiliki tempat pelatihan untuk membuat gerabah (dibuka untuk pelajar dan umum), mulai dari teknik pinching (pijit), cetak dan roda putar. Disedikan pula oven untuk pembakaran gerabah.

Gambar 7 Alat Pembuat Gerabah

1.      Fasilitas gedung
           Gedung ini terdiri dari ruang pertemuan/aula, ruang terbuka/plaza serta taman yang dapat dimanfaatkan untuk acara-acara pameran temporer, pernikahan, seminar, lomba, dan lain-lain. Museum Seni Rupa dan Keramik juga dilengkapi sebuah perpustakaan yang memiliki buku-buku seni rupa dan keramik yang bisa dijadikan panduan tentang seni rupa. Di gedung ini juga terdapat toko cinderamata.  Museum ini memiliki souvenir yang spesifik untuk pengunjung. Seperti kartu pos, buku seni rupa, kerajinan, sketsa, lukisan, keramik lucu, dan lain-lain.

2.      Kegiatan
Kegiatan yang diselenggarakan Museum Seni Rupa dan Keramik setiap tahunnya adalah:
a.       Penyuluhan permuseuman
b.      Pameran temporer
c.       Partisipasi kegiatan diluar museum

3.      Visi dan misi museum seni rupa dan keramik
VISI: Menjadikan Museum Seni Rupa dan Keramik sebagai pusat pelestarian seni rupa Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf internasional.
MISI: Meningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan pelayanan pengunjung, melakukan penataan ruang koleksi secara berkala, meningkatkan kerjasama dengan mitra museum.

4.      Tugas pokok dan fungsi museum seni rupa dan keramik
TUGAS POKOK: Melayani masyarakat dan pengunjung serta mengadakan, menyimpan, merawat, mengamankan, meneliti koleksi, memperagakan dan mengembangkan untuk kepentingan pendidikan, sejarah, kebudayaan, rekreasi, sosial dan ekonomi baik langsung maupun tidak langsung.
FUNGSI:
a.       Penyusunan program dan rencana kegiatan operasional.
b.      Pengusulan pengadaan koleksi serta sarananya.
c.       Penyelenggaraan usaha-usaha, publikasi, pameran koleksi dan pemasaran.
d.      Pelaksanaan pembuatan deskripsi dan registrasi koleksi.
e.       Penyimpanan, penataan dan perawatan koleksi.
f.       Penelitian koleksi.
g.      Pemberian bimbingan dan pelayanan edukatif kultural kepada masyarakat.
h.      Penyelenggaraan pengelolaan perpustakaan museum.
i.        Pelayanan informasi tentang Seni Rupa dan Keramik.
j.        Penyusunan kegiatan ketatausahaan.

5.      Informasi tambahan
a.       Alamat
Jalan Pos Kota No. 2 Jakarta Barat
Telepon: 021.6907062
Faks: 021.6926091
b.      Jam kunjung
Selasa s.d Kamis     : 09.00 – 15.00
Jumat                      : 09.00 – 14.30
Sabtu                      : 09.00 – 19.30
Minggu                   : 09.00 – 20.00
Tutup pada hari Senin & hari libur nasional
c.       Karcis masuk
Dewasa                                     : Rp 5.000/orang
Rombongan dewasa                 : Rp 2.500/orang
Mahasiswa                                : Rp 3.000/orang
Rombongan mahasiswa            : Rp 1.500/orang
Anak-anak/pelajar                     : Rp 2.000/orang
Rombongan anak-anak/pelajar : Rp 1.000/orang

C. Cerita Singkat Perjalanan
Hari itu adalah kamis, tepatnya pagi-pagi sekali kami memutuskan untuk berangkat sekitar jam 8 dari rumah masing-masing dengan Kereta Api. Beberapa orang dari kami ada yang berangkat dari Depok, Kelapa Dua. Seorang yang berangkat dari Bogor. Dan ada juga yang berangkat dari Tanah Abang.
Untuk mencapai museum Seni Rupa dan Keramik, kami semua sepakat untuk berkumpul di Stasiun Kereta Api Jakarta Kota. Kira-kira sekitar jam 10 lewat kami sudah tiba disana. Karena ada satu orang dikelompok kami yang terlambat, jadi kami menunggu sekitar 30 menit. Untuk mengisi kebosanan kami memutuskan membeli beberapa minuman di warung sekitar.
Setelah orang yang kami tunggu tiba akhirnya kira-kira sekitar pukul 11 lewat beberapa menit kami berjalan kaki keluar stasiun sekitar 7 menit untuk mencapai gerbang museum. Museum tersebut terletak di arah utara stasiun yang kami singgahi sehingga kami hanya perlu berjalan lurus dan sekali menyebrang. Suasana Jakarta saat itu seperti biasanya, padat oleh kendaraan maupun orang. Beberapa angkutan umum seperti angkot, mikrolet, bus mini, dan bajaj―yang kami baru tahu bahwa masih ada bajaj di jaman sekarang. Tetapi itu tak aneh mengingat padatnya kendaraan umum di Ibu Kota tersebut sehingga tampak kemacetan dimana-mana. Tentu padatnya oleh kemacetan kendaraan umum tak akan jauh-jauh dari polusi. Apalagi, di siang bolong seperti ini semakin membuat kami meringis karena teriknya matahari. Keringat tak jadi lagi masalah karena kami sudah terbiasa berjalan.
Tibalah kami di gerbang museum Seni Rupa dan Keramik. Jika kami melihat sekitar terdapat beberapa museum juga. Seperti museum Wayang yang tepat berhadapan dengan museum Seni Rupa dan Keramik. Dan terdapat beberapa museum lagi yang tidak kami amati secara jelas sehingga hanya kami lewati saja. Saat itu kami membayar 3000 ribu rupiah untuk setiap orang. Setelah membayar, kami memasuki museum tersebut.
Didepan, tampak gedung putih dengan banyak pilar berjajar menutupi gedung di belakangnya. Barulah setelah kami melewati pilar terdapat pintu di sebelah kiri, arah barat untuk dapat memasuki museum tersebut.
Mungkin, karena ini adalah hari kamis dan bukan hari libur. Jadi, keadaan museum disana ketika kami memasukinya adalah sepi. Hanya beberapa orang yang lewat dan kami termasuk didalamnya. Hal itu dapat di hitung dengan jari.
Seperti judul museum yang kami kunjungi yaitu museum Seni Rupa dan Keramik pastinya tak jauh-jauh dari lukisan, keramik atau karya seni rupa lainnya dari beberapa tahun yang lalu. Atau terdapat lukisan-lukisan terkenal dari dalam negeri.
Kami tak lama berada di dalam museum. Setelah menelusuri beberapa karya maupun melihat-lihat serta tak lupa pula kami mengabadikan karya-karya yang kami anggap bagus atau mengabadikan foto-foto kami selama kami di museum.
Jam 12 tepat kami kembali berjalan ke arah Stasiun untuk tiba di Depok karena ada ilab di kampus H. Sehingga kami tak bisa berlama-lama di museum demi mengejar jam agar tak terlambat.

Lampiran

A. Gambar lainnya

                           Gambar  8 “Rumah-rumahy China di Jatinegara                              
                                           Karya Amrus Natalsya 2000                                                    


Gambar  9 “Miniatur Rumah
Terakota Majapahit

Gambar 10 “ Keramik dengan Teknik Warna-warni”
Buatan Guang-Dong, Dinasti Qing abad ke-19

                                  Gambar 11 “Patung Perwujudan Dewi”                                  
                                                       Terakota Majapahit                                                            
  

Gambar 12 “Kendi” tanah liat
       Tembikar Majapahit
  
Gambar 13 “Patung Wajah” Terakota Majapahit

Gambar 14 (Amanda-Ellen-Prastyo-Firda-Irna) 

Gambar 15 (Amanda-Ellen-Prastyo-Firda-Irna)

Daftar Pustaka

1. Museumku. Museum Seni Rupa dan Keramik. http:// museumku.wordpress.com.
Diakses pada Oktober  2015.
2. Museum Indonesia. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta.
http://www.museumindonesia.com.  Diakses pada Oktober  2015.
3.  Pemula Yunior. Museum Seni Rupa dan Keramikt. http://pemulayunior.blogspot.co.id.
Diakses pada Oktober  2015.
4. The Aroeng Binang Project. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta.
http://www.thearoengbinangproject.com. Diakses pada Oktober 2015.
5. Wikipedia. Museum Seni Rupa dan Keramik. http://www.wikipedia.com. Diakses pada
Oktober 2015.




Ellen R. Leolyta Turnip
12515181
1PA06











Tidak ada komentar:

Posting Komentar