Minggu, 20 Desember 2015

Psikologi Behaviorisme

Menurut kamus lengkap psikologi J.P Chaplin  behaviorisme adalah suatu pandangan teoritis yang beranggapan bahwa pokok persoalan psikologi adalah tingkah laku tanpa mengaitkan konsepsi-konsepsi mengenai kesadaran dan mentalitas.
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John Broadus watson pada tahun 1913. Behaviorisme merupakan aliran yang revolusioner, kuat, dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorise lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Menurut behaviorisme pembentukan perilaku terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan perilaku reaktif (respon).
 Kaum behaviorisme lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia kecuali insting adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai hasil pengaruh dari lingkungan. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku organisme dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik sedangkan lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk. Pandangan ini memberi penekanan yang sangat besar pada aspek stimulus lingkungan untuk mengembangkan manusia dan kurang menghargai faktor bakat atau potensi manusia. Pandangan ini beranggapan bahwa bagaimana pun jadi seseorang lingkunganlah yang menentukan.

Ivan Petrovich Pavlov salah satu ahli behaviorisme melakukan suatu eksperimen menggunakan anjing sebagai binatang percobaan. Anjing  bila diberikan sebuah makanan (unconditioned stimulus) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (unconditioned respons). Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur. dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (unconditioned stimulus) setelah diberikan bunyi bel (conditioned stimulus) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (Unconditioned response) akibat pemberian makanan. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (conditioned stimulus) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (conditioned response).


Edward Lee Thorndike dalam penelitiannya terhadap tingkah laku binatang mencerminkan prinsip dasar proses belajar yaitu bahwa dasar dari belajar adalah asosiasi. Suatu stimulus (S) akan menimbulkan suatu respon (R) tertentu. Teori ini disebut teori Stimulus-Response. Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme dengan cara coba dan salah (trial and error). Jika organisme menghadapi masalah, maka organisme itu akan bertingkah laku untuk memecahkan masalah itu. Apabila kebetulan tingkah laku itu dapat memecahkan masalah maka berdasarkan pengalaman itulah, jika timbul masalah serupa organisme sudah mengetahui tingkah laku apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Ini berarti organisme tersebut melakukan asosiasi antara satu masalah tertentu dengan suatu tingkah laku tertentu. Misalnya seekor kucing yang dimasukkan ke kandang yang terkunci, kemudian diluar kandang ditaruh makanan. Maka kucing tersebut akan bergerak, meloncat, mencakar, mengeong, sampai suatu saat secara kebetulan ia menginjak suatu pedal sehingga pintu kandang itu terbuka. Sejak itu kucing akan langsung menginjak pedal apabila dimasukkan dalam kandang.



 Dari eksperimennya Thorndike mengajukan tiga macam hukum yang sering dikenal sebagai hukum primer dalam belajar yaitu:
1.      Hukum kesiapan (the law of readiness), belajar yang baik memerlukan adanya kesiapan dari organisme yang bersangkutan. Apabila tidak ada maka hasil belajar tidak akan baik.
2.      Hukum latihan(the law of exercise), bahwa asosiasi diperkuat melalui pengulangan dan akan terhapus bila tidak digunakan.
3.      Hukum efek (the law of effect), bahwa respons-respons yang menghasilkan hadiah atau kepuasan cenderung untuk diulang, sedangkan respons-respons yang menghasilkan hukuman atau gangguan cenderung dihilangkan.

Tokoh behaviorisme lainnya adalah Burrhus Frederick Skinner. Skinner mengadakan suatu percobaan yang disebut operant conditioning. Percobaannya adalah sebagai berikut:
Tikus dimasukkan ke dalam sebuah kotak yag dibuat khusus untuk percobaan ini. Tikus akan bergerak ke sana ke mari, dan apabila secara kebetulan alat penekan (tombol) terinjak, maka akan keluar makanan (makanan merupakan stimulus tidak terkondisi/UCS). Setelah percoban ini beberapa kali diulang , tikus akan tahu bahwa dengan menekan tombol makanan akan keluar. Maka tikus akan menekan tombol apabila membutuhkan makanan. Perbuatan menekan tombol tersebut disebut tingkah laku operant. Makanan disini merupakan reward (imbalan) dari tingkah laku menekan alat. Percobaan lebih lanjut makanan diberikan apabila tikus menekan alat dan apabila dinyalakan lampu. Selanjutnya kalau lampu tidak menyala walaupun tombol ditekan makanan tidak diberikan. Sekarang tikus dapat membedakan kapan akan menekan alat dan kapan tidak menekan alat. Disini lampu menjadi stimulus diskriminasi.
Operant conditioning ini diartikan sebagai suatu proses perilaku operant (penguatan positif dan negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Reward dalam percobaan ini merupakan sesuatu yang meningkatkan timbulnya respons.



  Contoh dalam kehidupan sehari-hari
1. Beberapa mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan di ruangan kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa akan mengipas-ngipaskan buku untuk meredam kegerahannya. Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan yang menjadi stimulus bagi mahasiswa tersebut. Secara spontan mengipas-ngipaskan buku merupakan respon yang dilakukan mahasiswa.
2. Anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tertentu. Tersenyum adalah perilaku operant dan permen adalah penguat positifnya.

   Kesimpulan
Aliran psikologi Behaviorisme memusatkan pokok pembahasannya terhadap tingkah laku manusianya saja tanpa mempersoalkan dengan konsepsi-konsepsi kesadaran dan mentalitas. Menurut Behaviorisme manusia akan berkembang berdasarkan stimulus dari lingkungan sekitar yang diterimanya. Jadi pengaruh lingkungan sangat kuat terhadap tingkah laku individu. Lingkungan yang baik akan menghasilkan individu yang baik dan lingkungan buruk menghasilkan individu yang buruk. 




Sumber:
Heru Basuki, A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma 
Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi Umum (terj. Kartono, kartini). Jakarta: Raja Grapindo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar