Robot AS-Israel kalah oleh mahasiswa ITB
BANDUNG, RIMANEWS - Empat
mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengharumkan nama bangsa
Indonesia setelah berhasil menjuarai kontes robot cerdas tingkat international
yang diadakan di Connecticut, Amerika Serikat 9-11 April 2011.
Keempat mahasiswa yang berhasil
memukau juri dalam even '2011 Trinity College Fire Fighting Home Robo Contest
and Robo Waiter Competition' tersebut adalah Syawaludin Rahmatullah (Jurusan
Tekni Elektro 2008), Sam Ratul Fuadi (Elektro 2007), Aslih Damitri (Elektro
2007), dan Dodi Suhendra (Teknik Tenaga Listrik 2005).
Direktur Humas ITB Marlia Singgih
mengatakan, keberhasilan delegasi ITB dalam kontes robot internasional itu
merupakan kebanggan bagi bangsa dan negara, serta khususnya bagi ITB.
"Keempat mahasiswa yang
berhasil merebut juara I kontes robot itu menjadi tim delegasi dari Indonesia
yang difasilitasi Kemendiknas untuk mengikuti kontes tersebut," tutur
Marlia Singgih kepada wartawan di Ruang Rapim B Rektorat ITB, Jalan Tamansari
Kota Bandung, Kamis (14/4/2011).
Keberhasilan mereka meraih juara
I lomba robot cerdas tersebut, kata Marlia, karena robot yang dibawa tim
Indonesia dinilai berhasil dengan cepat dalam melaksanakan tugas sesuai
perintah dewan juri.
Tim pendamping delegasi robot ITB
Kusprasapta Mutijarsa menyebutkan, kemenangan tim ITB karena robot yang
diciptakan mampu menemukan titik api secara langsung dan memadamkan api
menggunakan kipas yang disiapkan di depan badan robot tersebut.
"Karena nama kontesnya
sendiri berkaitan dengan kebakaran, di mana robot tersebut akan diberi perintah
oleh juri untuk menjinakkan atau memadamkan api yang dilakukan di sebuah
ruangan yang disiapkan. Robot tim delegasi ITB berhasil menemukan titik api
selama kurang lebih 40 detik," ujar Kusprasapta.
Dalam kontes tersebut, delegasi
ITB yang masuk dalam kategori robot berkaki berhasil menyingkirkan enam negara
peserta lainnya. "Kontes ini sendiri diikuti tujuh negara, yakni Amerika
Serikat selaku tuan rumah, Korea Selatan, Israel, Kanada, China, Portugal termasuk
Indonesia," terangnya.(ian/inil)
Indonesia Menangkan Kompetisi Peradilan Semu Asia Cup di Jepang
Di tengah keterpurukan penegakan
hukum di Indonesia, putra-putri Indonesia ternyata bisa mengukir prestasi
gemilang dalam kompetisi bidang hukum.
M-1
Kembali putra Indonesia menuai
prestasi di negeri seberang. Setelah kompetisi bidang fisika, kali ini di bidang
hukum. Akhir Agustus lalu, tim Indonesia yang beranggotakan Harjo Winoto,
Melissa Butar-Butar, Novriady Erman, dan Fitria Chairani berhasil mengukir
prestasi sebagai juara pertama Kompetisi Peradilan Semu Asia Cup yang
berlangsung 21-22 Agustus 2006 di Gedung Mita Conference, Tokyo, Jepang.
Kompetisi yang diselenggarakan
setiap tahun sejak 1999 tersebut diikuti oleh fakultas hukum-fakultas hukum
terkemuka dari Malaysia, Singapura, Jepang Filipina, Thailand, dan Hongkong,
Dalam kompetisi yang bergengsi tersebut, para peserta nantinya berperan
seolah-olah berargumentasi di depan Mahkamah Internasional.
Tim Indonesia yang diwakili dari
Universitas Indonesia tersebut harus bersaing dengan kontingen dari University
of Malaya (Malaysia), University of Singapore (Singapura), Athaneo University
(Filipina), Chullaangkorn University (Thailand), University of Hong Kong (Hong
Kong) serta Waseda University, Kyoto University dan Osaka University. Ketiga
perguruan tinggi terakhir berasal dari tuan rumah Jepang.
Perasaan senang, bahagia tampak
jelas terpancar dari wajah para pemenang. Menyenangkan, kita bisa merasakan
seolah-olah bicara di depan hakim Mahkamah Internasional. Bisa nambah jaringan
ke negala lain juga, tutur Fitria Chairani selaku Ketua Tim, kepadahukumonline.
Dalam final yang diselenggarakan
pada tanggal 22 Agustus 2006, tim Indonesia berhadapan dengan University of
Malaya. Ini merupakan yang pertama sejak mengikuti Asia Cup selama delapan
kali, tutur Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana,
yang bertindak selaku Pembina bagi Tim Indonesia.
Berawal dari ketertarikan ingin
mendapat pengalaman, Fitria yang pertama kali berpartisipasi dalam Asia Cup
mengaku bahwa keberhasilannya membawa tim Indonesia juara tidak dicapai dengan
mudah. Mereka harus berlatih dalam waktu tiga bulan secara intensif bersama
senior-seniornya yang penah ikut kejuaraan tersebut sebelumnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh
Novriady Erman, salah seorang peserta. Mahasiswa peminat program kekhususan
Hukum Internasional tersebut mengaku dirinya harus mengalahkan puluhan
saingannya untuk bisa menjadi peserta Asia Cup.
Menurut Novry, Pemerintah Jepang
mengeluarkan kasus akhir bulan Mei 2006. Pendaftaran untuk calon pesertaAsia
Cup pun kemudian dibuka untuk umum. Mereka yang ingin mendaftar diharuskan
membuat memorial, semacam surat gugatan ataupun surat pembelaan terhadap suatu
kasus dalam negara fiktif. Nantinya para pendaftar bisa memilih akan jadi
penuntut atau jadi pembela. Setelah itu, para calon peserta diharuskan
presentasi di depan juri yang terdiri dari para alumni mahasiswa Indonesia yang
pernah ikut mooting ataupun senior mereka di kampus.
Setelah proses tersebut dijalani,
maka terdapat sekitar 20 orang calon peserta dan kemudian dibentuk menjadi tiga tim. Mereka kemudian mengerjakan tes
tertulis selama satu bulan dan hasil jawaban serta analisis dari tiga tim
tersebut kemudian dikompilasikan dan dikirim ke Jepang.
Tim Indonesia yang mengirimkan
jawaban tertulis ke Jepang adalah dari Universitas Indonesia dan Universitas
Parahyangan. Namun, Pemerintah Jepang memilih UI untuk tampil di pertandingan
di Jepang mewakili Indonesia. Di Indonesia, seleksi diadakan lagi dengan cara
presentasi lisan. Dari sekitar 20 orang akhirnya disaring lagi jadi empat orang
untuk berangkat ke Jepang. Keempat orang tersebut berlatih lagi satu bulan
untuk kompetisi.
Mereka dilatih oleh para senior
yang pernah ikut kompetisi serupa. Untuk berlatih, para peserta tersebut datang
ke kantor para pelatihnya atau bahkan ke rumah atau tempat kost pelatihnya.
Kepedulian para seniornya sangat tampak ketika mereka merelakan waktunya
sepulang kerja, kadang sampai jam lima pagi untuk melatih tim Indonesia padahal
jam enamnya mereka harus kembali kerja ke kantor masing-masing.
Sumber :
Http://rimanews.com
http://repindonesiaraya.blogspot.co.id/2011/04/prestasi-internasional-siswa-indonesia.html?m=1
http://m.hukumonline.com/berita/baca/hol15402/indonesia-menangkan-kompetisi-peradilan-semu-iasia-cupi-di-jepang
http://evilaelawati.blogspot.co.id/2016/05/kesuksesan-putraputri-indonesia-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar