A.Id
(Naluri)
Dalam kepribadian manusia, Id adalah
bagian tertua dalam kepribadian manusia. Id sudah dimiliki seorang manusia
ketika ia masih menjadi bayi, bahkan ketika ia belum berhubungan dengan dunia
luar. Sigmund Freud mengatakan bahwa Id ini lebih banyak dipengaruhi prinsip
kesenangan, yaitu selalu berusaha untuk mendapatkan kepuasan dari semua
keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak segera terpuaskan, hasilnya
adalah kecemasan dan ketegangan. Sebagai contoh, seorang bayi yang lapar pasti
akan menangis jika ia tidak diberi makan. Perlu diketahui Id hanya mampu
membayangkan sesuatu, tetapi ia tidak dapat membedakan khayalan itu dengan
kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah. Contohnya, seorang anak kecil menangis ketika dilarang
bermain tanah padahal didalam tanah tersebut terdapat banyak kuman.
B. Ego
(Aku/saya)
Sigmund Freud menyebutkan bahwa Ego
adalah bentuk dewasa dari Id yang bertugas untuk memastikan bahwa keinginan Id
dapat dipenuhi dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan aturan dan
norma-norma yang dapat diterima oleh orang lain. Ego sesalu bekerja sesuai
dengan realitas yang ada. Ego selalu berusaha menyesuaikan keinginannya sesuai
dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dilingkungannya. Salah satu akibat
terusiknya Ego manusia adalah munculnya perasaan marah atau kecewa. Ego inilah
yang nantinya sangat berperan dalam perkembangan emosinya. Contohnya, seorang
anak yang terbiasa keinginannya selalu dipenuhi oleh orang tua cenderung akan menjadi
manja.
c. Superego
(hati nurani)
Pilar terakhir dalam kepribadian
manusia adalah superego. Pilar inilah yang menampung semua standar
internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orangtua dan
masyarakat. Superego diyakini dapat memberikan pedoman untuk membuat penilaian,
terutama tentang yang baik atau buruk, benar atau salah, halal atau haram, dan
lain sebagainya. Superego memegang peranan sebagai pengendali dari Id dan Ego
hasil dari penyerapan standar aturan dan pranata dari pendidikan orang tua,
sekolah, dan juga masyarakat. Superego merupakan bagian dari kepribadian
manusia yang berkaitan erat dengan etika, standar moral, dan aturan. Contohnya,
kewajiban anak muda menghormati orang yang lebih tua, larangan minum-minum
keras dan berjudi, dan sebagainya. Apabila kita melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan Superego atau hati nurani pasti akan menghasilkan perasaan
bersalah, kegelisahan, dan rasa khawatir. Tak jarang dalam kehidupan ini
seorang manusia akan dihadapkan pada sebuah konflik yang super besar yaitu
pergulatan antara Id, Ego, dan Superego. Apabila Ego-nya lebih besar maka tentu
saja ia akan kalah dan diperbudak oleh egonya sendiri. Tetapi, apabila Superego
yang menang maka itu artinya ia bisa mengalahkan dirinya sendiri dan bisa
mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang sudah ia pegang selama ini.contohnya,
saat seseoramg ingin membalas dendam terhadap seseorang jika Superegonya yang
menang maka ia tidak akan balas dendam terhadap seseorang tersebut karena
membalas dendam adalah perbuatan yang tidak baik. Kemenangan Superego tidaklah
mudah karena ia harus benar-benar mendengarkan suara hatinya yang terdalam.
Sumber:
Harfi Muthia S.Psi.,M.Psi. Mudahnya mengenal karakter orang lain. Yogyakarta: Notebook 2015
Sarlito W. Sarwono. Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar