TUGAS KELOMPOK
SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
DEFINISI SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Disusun oleh :
Betari Naura Audita (NPM: 11515346)
Ellen Leolyta Turnip (NPM: 12515181)
Fatimah Nurhidayah (NPM: 12515549)
KELAS 3PA88
FAKULTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
Mata Kuliah: Sistem Informasi Psikologi
Dosen: Ira Puspitawati, Dr
Universitas Gunadarma 2017
1. Definisi Sistem
Menurut Jogiyanto (2005), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Sistem dan prosedur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. suatu sistem baru bisa terbentuk bila di dalamnya terdapat beberapa prosedur yang mengikutinya.
Sutarman (2009) mengatakan bahwa sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses suatu tujuan utama.
Sedangkan menurut Azhar Susanto (2013), sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari beberapa elemen yang saling berinteraksi dan memiliki prosedur untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Definisi Informasi
Menurut Kenneth C. Laudon (dalam Gaol, 2008), informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia.
Menurut Robert G. Murdick (dalam Gaol, 2008), informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah/diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan.
Gordon B. Davis (dalam Djahir & Pratita, 2014) mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan yang sekarang atau keputusan yang akan datang.
Sedangkan menurut Barry E. Cushing (dalam Djahir & Pratita, 2014), informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah atau diproses menjadi suatu bentuk yang mempunyai nilai nyata sehingga bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia.
3. Definisi Psikologi
Menurut Colman (2016), psikologi adalah ilmu tentang sifat, fungsi, dan fenomena perilaku dan pengalaman mental.
Menurut Supratman & Mahadian (2016), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan dimana dia tengah berada.
Menurut Wade, Tavris, & Garry (2015), psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal.
Pastorino & Portillo (2010), psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia yang dipengaruhi oleh kondisi mental dan lingkungan.
4. Definisi Sistem Informasi Psikologi
Jadi dari beberapa uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu kumpulan perilaku manusia yang saling berinteraksi dan kemudian diolah sehingga mempunyai nilai nyata yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk mempelajari proses mental manusia yang dipengaruhi oleh kondisi mental dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Colman, A. M. (2016). What is psychology?. Routledge: Oxford
Djahir, Y. & Pratita, D. (2014). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
Gaol, J. L. (2008). Sistem informasi manajemen pemahaman dan aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Jogiyanto. (2005). Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pastorino, E., & Portillo, S. D. (2010). What is psychology? Essentials. Wadsworth: Belmont.
Supratman, L. P., & Mahadian, A. B. (2016). Psikologi komunikasi. Yogyakarta: Deepublish.
Susanto, A. (2013). Sistem informasi akuntasi. Bandung: Linggar Jaya.
Sutarman. (2009). Pengantar teknologi informasi. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Wade, C., Tavris. C., & Garry, M. (2015). Invitation to psychology. Pearson Education: New Jersey.
Ellen Blog
Karena semua yang ada di dalam pikiran harus diungkapkan
Selasa, 02 Januari 2018
Selasa, 28 Juni 2016
Pentingnya Pemahaman Matematika Dalam Psikologi
Psikologi adalah studi ilmiah tentang hubungan antara prosesmental, emosi, dan perilaku. Matematika dan psikologi dihubungkan dengan tiga cara utama. Pertama, psikolog kognisi studi matematika, yaitu, perkembangan otak, akuisisi, dan penerapan kemampuan matematika. Kedua, psikolog menyelidiki perasaan orang dan sikap tentang matematika. Ketiga, psikolog menggunakan matematika, terutama statistik, sebagai alat profesional untuk mengukur dan menganalisis temuan-temuan ilmiah mereka.
Psikolog yang bekerja di bidang studi matematika bagaimana manusia kognisi memproses informasi, menafsirkansimbol matematika,dan mengembangkan dan menggunakan strategi untuk memecahkan masalah matematika. Sebagai contoh, keterampilan ini sangat penting untuk disebut kata “masalah”, dimana deskripsi tertulis harus diterjemahkan ke dalam persamaan. Kebanyakan siswa menganggap “kata” masalah yang lebih sulit untuk memecahkan daripada jenis lain masalah matematika. Hal ini karena “kata” masalah memerlukan berbagai keterampilan dari otak, termasuk kemampuan untuk membaca dan memahami makna dan konteks dari kata-kata, kemampuan untuk memahami dan menentukan masalah matematika, kemampuan untuk menetapkan simbol matematis untuk variabel tidak diketahui , dan akhirnya, kemampuan untuk menerapkan strategi pemecahan masalah dan menghitung jawaban yang benar.
kognisi Matematika adalah bidang yang sangat penting dalam psikologi. Ini manfaat ilmuwan dan dokter mempelajari otak, dan membantu para pendidik mengembangkan metode pengajaran yang lebih baik untuk matematika. Selain itu, studi yang sangat penting bagi pengembangan “pintar” komputer, jaringan syaraf tiruan, logika fuzzy, robot, dan kecerdasan buatan.
Psikolog juga mempelajari bagaimana orang-orang merasa tentang matematika, karena perasaan seseorang tentang pengaruh subjek kesediaan mereka untuk belajar dan menggunakannya. Misalnya, perbedaan budaya dan gender dalam sikap tentang matematika mempengaruhi nilai tes. Daerah lain menerima banyak perhatian disebut matematika fobia atau kecemasan matematika. Math fobia adalah takut matematika.Orang dengan fobia matematika menjadi sangat tidak nyaman dan cemas ketika dihadapkan dengan tugas-tugas matematika yang mereka dapat mengalami gejala fisik termasuk peningkatan denyut jantung, perut gugup, dan kesulitan bernapas yang mencegah mereka dari berkonsentrasi dan belajar. Perasaan ini telah dilacak ke berbagai sumber, termasuk pengalaman negatif di ruang kelas, citra diri yang buruk, kurangnya apresiasi untuk aplikasi matematika untuk “kehidupan nyata,” dan rasa malu yang mencegah mengajukan pertanyaan.
Link utama ketiga antara psikologi dan matematika adalah bahwa psikolog menggunakan alat-alat matematika dan statistik untuk mengukur dan menganalisa hasil penelitian mereka. Penggunaan ini disebut psikometri dan timbul dari penerapan metode ilmiahdalam psikologi, yaitu, suatu metode sistematis pengumpulan data, pengembangan hipotesis, dan pengujian eksperimental yang dapat digandakan dan diverifikasi oleh ilmuwan lainnya.
Salah satu contoh dari psikometri adalah Intelligence Quotient (IQ) tes, tes standar yang mengukur kecerdasan relatif seseorang.Sebuah nilai IQ adalah pengukuran relatif, dibandingkan dengan referensi IQ 100 untuk nilai rata-rata. skor IQ untuk populasi besar merupakan contoh dari fungsi statistik yang disebut distribusi normal. kurva normal atau kurva Gauss adalah kurva lonceng berbentuk akrab di mana pengukuran yang digambarkan sepanjang sumbu x dan frekuensi digambarkan sepanjang sumbu-y. Sebagian besar nilai IQ jatuh di bagian luas kurva dekat nilairata-rata 100. Sebagai skor menyimpang negatif atau positif dari 100, mereka penurunan frekuensi.
metodologi Q adalah jenis analisis yang digunakan dalam psikologi untuk mengukur dan mengkuantifikasi perasaan sekelompok orang mengenai topik tertentu. Sebagai contoh, sebuah kelompok besar mahasiswa bisa diminta dengan pertanyaan berikut: “Bagaimana perasaan Anda tentang sekolah Anda?” Berbagai macam jawaban akan dikumpulkan mulai dari “Aku benci” untuk “Aku cinta” dengan banyak pendapat di antara menunjukkan sifat baik dan buruk dari sekolah. Set seluruh pendapat disebut concourse tersebut. Dari itu, dalam jumlah terbatas pendapat (sampel Q) akan dipilih yang mewakili spektrum respon. Selama wawancara berikutnya, para siswa akan membaca sampel Q dan peringkat tingkat kesepakatan dengan masing-masing pendapat menggunakan skala -4 ke +4, dimana -4 menunjukkan ketidaksetujuan yang kuat dan +4 menunjukkan perjanjian yang kuat dengan pendapat itu. Proses ini disebut Q sorting. Data numerik yang dihasilkan dapat dianalisis dengan menggunakan fungsi statistik untuk memberikan gambaran matematika pendapat siswa tentang sekolah mereka.
konsep statistik umum dan alat dipelajari dan digunakan oleh psikolog termasuk korelasi, regresi, sampling distribusi, fungsi kepadatan probabilitas, dan analisis faktor.
KETERKAITAN ANTARA MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR DENGAN PSIKOLOGI
A. Pengertian Matematika
Pengertian Matematika – kata matamatika sudah tidak asing lagi bagi kita, matematika merupakan ratu dari ilmu pengetahuan dimana materi matematika di perlukan di semua jurusan yang di pelajarai oleh semua orang, disini saya memberikan sebuah pengertian matematika disertai fungsinya serta ruang lingkup pembelajarannya.
Berhitung merupakan aktifitas sehari-hari tiada aktifitas tanpa menggunakan matematika, akan tetapi banyak yang tidak tahu apa pengertian matematika, apa istilah matematika dari berbagai negara, ruang lingkupnya dan masih banyak lagi.
Istilah mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Jadi berdasarkan etimologis (Elea Tinggih dalam Erman Suherman, 2003:16), perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Sementara Reys, dkk. (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa ciri yang sangat penting dalam matematika adalah disiplin berpikir yang didasarkan pada berpikir logis, konsisten, inovatif dan kreatif.
B. Fungsi dan tujuan matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat matematika dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.
Tujuan umum pendidikan matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki : Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
C. Ruang lingkup
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibukukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil belajarnya, indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada materi didasarkan menurut disiplin ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, trigonometri, peluang dan statistik, dan kalkulus.
D. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika.
Untuk mata pelajaran matematika di SMA, telah dirumuskan sembilan standar kompetensi (Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas; 2003:2) sebagai berikut: Menggunakan operasi dan sifat serta sifat manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma; persamaan kuadrat dan fungsu kuadrat; sistem persamaan linear-kuadrat; pertidaksamaan satu variabel; logika matematika.
Menggunakan perbandingan fungsi, persamaan, dan identitas persamaan trigonometri dalam pemecahan masalah. Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis dan bidang; jarak; sudut; dan volume. Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara serta memberi tafsiran; menyusun dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan; dan menggunakan aturan peluang dalam menentukan dan menafsirkan peluang kejadian majemuk.
Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun bukti. Menyusun dan menggunakan persamaan lingkaran beserta garis singgungnya; menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa, dan teorema faktor dalam pemecahan masalah; menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan fungsi komposisi dan fungsi invers.
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan dalam pemecahan masalah. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Merancang dan menggunakan model matematika program linear serta menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan, deret, matriks, vektor, transformasi, fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah.
E. Pengorganisasian materi
Kurikulum berbasis kompetensi ini merupakan standar kompetensi mata pelajaran matematika yang harus diketahui, dilakukan dan dimahirkan oleh setiap siswa pada setiap tingkatan. Kerangka ini disajikan dalam empat komponen utama, yaitu: Standar kompetensi, yaitu tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah melakukan proses belajar mengajar untuk suatu materi pokok sesuai dengan tingkat pendidikan yang telah ditentukan secara nasional
Kompetensi dasar, yaitu kompetensi minimal yang harus dipahami oleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar, indikator yaitu alat untuk mengukur panguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi dasar, dan materi pokok, yaitu materi pelajaran yang disajikan kepada peserta didik berupa penjabaran sub pokok bahasan dari awal semester sampai akhir semester secara terstruktur.
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)
Ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
A. Manusia yang Bersifat Unik
Ciri-ciri Manusia:
• Organ tubuhnya komplek dan sangat khusus, terutama otaknya
• Mengadakan metabolism atau penyususnan zat
• Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar
• Memiliki potensi untuk berkembang
• Tumbuh dan berkembang
• Berinteraksi dengan lingkungan
• Bergerak
Perbedaan manusia dengan makhluk lain yaitu memiliki akal budi dan kemauan keras.
B. Kuriositas atau Rasa Ingin Tahu dan Akal Budi
Rasa ingin tahu atau kuriositas pada hewan itu didorong oleh naluri dan naluri itu bertitik pusat pada mempertahankan kelestarian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan, tetapi juga mempunyai akal budi sehingga rasa ingin tahu itu tidak tetap sepanjang zaman. Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang.
C. Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman tetapi tidak memuaskan. Dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan yang berkuasa pada lautan, hutan, dan seterusnya. Pengetahuan yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Sehubungan dengan perkembangan zaman, lahirlah ilmu pengetahuan dan metode pemecahan masalah secara ilmiah yang disebut metode ilmiah. Tokoh-tokoh Yunani:
- Anaximander (624-549 SM), berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya adalah setengah.
- Anaximenes (560-520 SM), berpendapat bahwa unsure-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah air.
- Herakleitos (560-470 SM), berpendapat bahwa Anaximenes bahwa justru apilah yang menyebabkan adanya trasmutasi itu.
- Pythagoras (500 SM), berpendapat bahwa unsure dasar semua benda sebenarnya adalah empat, yaitu tanah, api, udara, dan air. Beliau juga terkenal sebagai ahli matematika
- Demokritos (460-370 SM), berpendapat tentang unsure-unsur dasar benda. Bila suatu benda dibagi terus menerus suatu saat akan sampai pada bagian yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, bagian terkecil tersebut disebut atom.
- Empedokles (480-430 SM), orang yang menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api.
- Plato (427-345 SM), berpendapat keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat dari semua yang kekal dan immaterial. Aristoteles (384-322SM), membuat intisari ajaran orang-orang sebelumnya. Dalam pemikiran suatu masalah, ia membuang hal-hal yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ptolomeus (127-151 SM), berpendapat bahwa bumi sebagai pusat system tatasurya, berbentuk bulat, dan diam seimbang tanpa tiang penyangga.
- Avicennan(abad 11), ilmu pengetahuan dan filsafat yunani diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab.
D. Lahirnya Ilmu Alamiah
Pengalaman merupakan salah satu cara terbentuknya pengetahuan.pertambahan pengetahuan didorong oleh:
- Dorongan untuk memuaskan diri yang bersifat nonpraktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakikat alam semesta dan isinya
- Dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi
Kedua dorongan itu menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan. Dorongan pertama menuju ilmu pengetahuan murni dan yang kedua ilmu pengetahuan terapan. Ilmu Alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan murni.
E. Kriteria Alamiah
Pengetahuan termasuk kategori ilmu pengetahuan jika kriteria berikut dipenuhi, yakni: teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal. Tujuan ilmu alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang objeknya yaitu alam semesta, dan kebenaran itu bersifat relative.
F. Metode Ilmiah dan Implementasinya
Segala kebenaran yang terkandung dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah.
Langkah pemecahan atau prosedur Ilmiah dapat dirinci sebagai berikut:
- Pengindraan
- Masalah atau problem
- Hipotesis
- Eksperimen
- Teori
G. Keterbatasan Ilmu Alamiah
Pengindraan, penemuan masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen, dan teori merupakan urutan langkah atau prosedur ilmiah yang lazim. Untuk menentukan sejauh mana arti konteksnya, kita uji sampai dimana berlakunya metode ilmiah dan dimana metode ilmiah tidak berlaku, serta kekhusussannya.
- Bidang ilmu alamiah. : Yang menentukan ilmu alamiah adalah metode ilmiah karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana metode ilmiah dapat diterapkan, dan sebaliknya.
- Tujuan ilmu alamiah : Konsekuensi metode ilmiah adalah menerapkan tujuan ilmu alamiah yaitu membentuk dan menggunakan teori. Ada juga yang menyatakan tujuan ilmu alamiah adalah mencari kebenaran dan fakta.
- Ilmu alamiah dan nilai: Metode ilmiah tidak dapat memberikan nilai atau moral terhadap suatu keputusan. Manusia pemakai ilmu alamiah lah yang menilai apakah hasil ilmu alamiah itu baik atau sebaliknya. H. Filsafah Ilmu Alamiah Dampak yang penting dalam metode ilmiah adalah menentukan filsafat yang berfungsi sebagai dasar acuan ilmiah. Berbicara tentang filsafat ilmu alamiah hendaknya dapat diverifikasi keseluruhan atau bagian demi bagian melalui analisis eksperimental sehingga memiliki nilai ilmiah.
- Vitalisme
- Mekanisme
- Agnotisme
- Filsafat pancasila
4. Bahasa Ilmu Alamiah
Ilmu alamiah sebagai kesatuan yang utuh sebagai bentuk bahasa. Secara mendasar ilmu alamiah merupakan suatu bahasa, suatu system komunikasi.
5. Kemampuan Memecahkan Masalah
Dapat Dipelajari dengan Melakukan Pemecahan Masalah. Pemecahan masalah, seperti keterampilan lain, dapat dipelajari dengan berbuat.namun, haruslah diingat bahwa kita akan jauh lebih berhasil jika belajar itu mempunyai makna bagi kita. Manusia mempunyai indera yang sama dengan beberapa jenis hewan lain, tetapi yang membedakan adalah kecerdasannya
6. Keterbatasan Indera Manusia
a. Penglihatan
– berbagai jenis gerak yang terlalu cepat atau terlalu lambat
– mata kita dapat memisahkan suatu pandangan lain lebih sering dari sepuluh kali dalam satu detik
– kisaran penglihatan terbatas pada ukuran partikel
– mata normal tidak dapat memisahkan komponen-komponen warna
b. Pendengaran
Telinga manusia cukup peka terhadap gelombang suara berfrekuensi antara 16 sampai 20.000 hertz per detik. Getaran diatas dan dibawah frekuensi itu sangat sukar sekali untuk dideteksi.
c. Pengecapan dan pembauan
d. Penginderaan kulit
e. Penginderaan dalam
e. Penginderaan dalam
7. Peningkatan daya penginderaan
Untuk meningkatkan daya observasi atau penginderaan dapat dilakukan dengan cara:
a. Latihan
b. Kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh
c. Instrument harus dikalibrasi
d. Pengecekan merupakan cara yang paling berhasil untuk menghilangkan kekeliruankekeliruan dalam pengamatan
e. Eksperimen adalah penginderaan dalam kondisi yang dikontrol
f. Penginderaan meliputi analisis dan sintesis
g. Instrument baru memungkinkan penginderaan baru
h. Pengukuran merupakan keterampilan tersendiri
i. Pengorganisasian Data
Untuk meningkatkan daya observasi atau penginderaan dapat dilakukan dengan cara:
a. Latihan
b. Kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh
c. Instrument harus dikalibrasi
d. Pengecekan merupakan cara yang paling berhasil untuk menghilangkan kekeliruankekeliruan dalam pengamatan
e. Eksperimen adalah penginderaan dalam kondisi yang dikontrol
f. Penginderaan meliputi analisis dan sintesis
g. Instrument baru memungkinkan penginderaan baru
h. Pengukuran merupakan keterampilan tersendiri
i. Pengorganisasian Data
Dalam statistik, kita dapat mengabaikan hal-hal yang mendetail secara bijaksana. Pengetahuan diklasifikasikan menjadi bentuk yang sistematis. Membagian Ilmu Pengetahuan (Sains).
1. Ilmu pengetahuan sosial, yang membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk social, yang selanjutnya dibagi atas:
– Psikologi
– Pendidikan
– Antropologi
– Etnologi
– Sejarah
– Ekonomi
– Sosiologi
2. Ilmu pengetahuan alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya, yang terbagi atas:
– Fisika
– Kimia
– Biologi
Cabang-cabang biologi:
– Botani
– Zoology
– Morfologi
-Anatomi
-Fisiologi
– Sitologi
– Histology
– palaentologi
3. Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA), yang membahas tentang bumi sebagai salah satu anggota tata surya dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya, antara lain meliputi:
– Geologi
– Astronomi
– geografi
Ilmu Pengetahuan pada Hakikatnya Merupakan Satu Unit Pemisahan atau pembagian ilmu pengetahuan terjadi karena ilmu pengetahuan berkembang dalam proses yang cukup lama. Namun, dalam perkembangannya lebih lanjut, tampak kecendrungan generalisasi dari berbeberapa cabang ilmu pengetahuan, sehingga beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu kembali, karena pada hakikatnya merupakan satu unit.
• Penelaahan Alam Semesta dan Sikap Ilmiah
Relativitas ilmu alamiah, bagan perkembangan konsep:
-konsep tersebut dilakukan dedukasi untuk merumuskan hipotesis
– Berdasarkan pada hipotesisnya ilmuan merancang cara pengujian hipotesis
– Hasil pengujian merupakan konsep baru atau pembaharuan konsep.
– Berdasarkan pada hipotesisnya ilmuan merancang cara pengujian hipotesis
– Hasil pengujian merupakan konsep baru atau pembaharuan konsep.
• Sikap ilmiah
-Memiliki rasa ingin tahu atau kuriositas yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar
-Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti
-Jujur, Terbuka, Toleran, Skeptic, Optimis, Pemberani, Kreatif atau swadaya.
• Pembentukan sikap ilmiah
Sifat-sifat yang terbentuk yang telah diuraikan diatas menunjukkan kepada kita arah tujuan yang hendak dicapai seseorang yang hendak menumbuhkan sikap ilmiah pada dirinya.
KETERKAITAN ANTARA MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) DENGAN PSIKOLOGI
TUJUAN :
Agar mahasiswa memahami berbagai konsep himpunan, relasi, dan fungsi serta menguasai konsep dasar logika, seperti proposisi dan tebel kebenaran. 2) Agar mahasiswa memahami konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi, sehingga mahasiswa memiliki pandangan yang lebih luas dan mampu mendekati permasalahan dengan landasan yang lebih komprehensif.
SILABUS SINGKAT:
Himpunan, Relasi, Fungsi, Proposisi dan Tabel Kebenaran, Perkenalan dengan Ilmu Pengetahuan Alam, Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam, Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Kelangsungan Hidup Manusia.
Psikologi Matematika adalah sebuah pendekatan untuk penelitian psikologis yang didasarkan pada model matematis persepsi, proses kognitif dan motor, dan pada pembentukan aturan hukum seperti yang berhubungan karakteristik stimulus diukur dengan perilaku terukur. Dalam prakteknya “perilaku kuantitatif” sering didasari oleh “kinerja tugas”. Sebagai kuantifikasi perilaku adalah fundamental dalam upaya ini, teori pengukuran adalah topik sentral dalam psikologi matematika. Psikologi Matematika Oleh karena itu terkait erat dengan psikometri. Namun, di mana psychometrics berkaitan dengan perbedaan individual (atau struktur populasi) di sebagian besar variabel statis, psikologi matematika berfokus pada model proses persepsi, kognitif dan motor proses sebagai disimpulkan dari ‘individu rata-rata’ itu.
Selain itu, di mana psychometrics menyelidiki struktur ketergantungan antara variabel seperti yang diamati dalam populasi, psikologi matematika hampir secara eksklusif berfokus pada pemodelan data yang diperoleh dari paradigma eksperimental dan karena itu, bahkan lebih erat terkait dengan psikologi eksperimental / psikologi kognitif / psychonomics. Seperti neuroscience komputasi dan ekonometri, teori psikologi matematika sering menggunakan optimalitas statistik sebagai prinsip penuntun, dengan asumsi bahwa otak manusia telah berevolusi untuk memecahkan masalah dengan cara yang dioptimalkan.
Matematika psikologi yang aktif di berbagai bidang psikologi, khususnya di psychophysics, sensasi dan persepsi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, belajar, memori, dan bahasa, yang dikenal sebagai psikologi kognitif, dan analisis kuantitatif perilaku tetapi juga, misalnya, dalam psikologi klinis, psikologi sosial, dan psikologi musik. Pengajaran Matematika Yang Berhubungan Dengan Ilmu Psikologi. Pembelajaran Matematika Dengan Ilmu Psikologi. Pembelajaran matematika terbagi menjadi beberapa bagian,antara lain :
a. Nilai matematika:
Unik, Logika, Manfaat, Struktur, Keindahan
Unik, Logika, Manfaat, Struktur, Keindahan
b. Pemikiran Matematis (Mathematical Thinking-Katagiri,2004) :
-Perilaku (Mathematical attitude)
-Metode (Mathematical method)
-Konsep (Mathematical concepts)
-Perilaku (Mathematical attitude)
-Metode (Mathematical method)
-Konsep (Mathematical concepts)
c. Hakekat matematika (Ebutt dan Straker,1995) :
-Penelusuran pola dan hubungan (the search of pattern and relationship)
– Investigasi
– Komunikasi
– Problem Solving
-Penelusuran pola dan hubungan (the search of pattern and relationship)
– Investigasi
– Komunikasi
– Problem Solving
d. Hakekat siswa belajar matematika :
– Individu
-Kerjasama
-Motivasi
-Kontektual
– Individu
-Kerjasama
-Motivasi
-Kontektual
e. Macam matematika
Vertikal : Matematisasi horisontal berproses dari dunia nyata ke dalam simbol matematika.Proses terjadi pada saat siswa dihadapkan pada problematika yang berhubungan dengan kehidupan/situasi nyata.
Vertikal : Matematisasi horisontal berproses dari dunia nyata ke dalam simbol matematika.Proses terjadi pada saat siswa dihadapkan pada problematika yang berhubungan dengan kehidupan/situasi nyata.
Horisontal : Matematisasi verikal merupakan proses yang terjadi di dalam sistem matematika itu sendiri; misal penemuan strategi menyelesaikan soal, mengkaitkan hubungan antar konsep-konsep matematis atau menerapkan rumus tertentu.
Menurut Piaget,individu memiliki fase-fase perkembangan intelektual :
1. Tingkat Sensorimotor (0-2 tahun)
2. Tahap Preoporational (2-7 tahun)
3. Tahap Concrete (7-11 tahun)
4. Tahap Formal Operations (11 tahun ke atas)
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru/pengajar pada saat mengajarkan anak matematika :
• Pengetahuan matematika yang mendalam
Yang dimaksud dengan pengetahuan yang mendalam yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada tingkatannya.
• Kemampuan logika umum
Contoh dari logika umum yaitu kemampuan untuk membedakan, mengurutkan, sebab akibat, dan lain-lain.
• Pengetahuan strategi heuristik
• Kepercayaan akan manfaat matematika dan perilaku manusia.
Yang dimaksud dengan kepercayaan akan manfaat yaitu kita harus yakin dengan manfaat dari matematika tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku manusia yaitu keinginan yang baik, semangat tinggi, keingintahuan, dan berpikiran positif, dan lain-lain.
• Karakter individu
Contoh dari karakter individu yaitu kepercayaan diri, ketekunan, dan kemampuan beroganisasi.
• Keahlian dalam mengkomunikasikan pemecahan masalah.
Kemudian dibawah ini adalah hal yang ada kaitannya matematika dengan ilmu psikologi antara lain yaitu :
Teori kebenaran :
• Teori koherensi
Teori koherensi menyatakan bahwa kebenaran harus konsisten dengan kebenaran sebelumnya yang dianggap benar
• Teori korespondensi
Teori korespondensi menyatakan bahwa pengetahuan adalah benar jika berhubungan dengan objek yang dituju.
(IAD) adalah disiplin ilmu yang biasanya dipelajari di tingkat perguruan tinggi. Pada dasarnya kita sudah mendapatkan displin ilmu tersebut baik di SD, SMP, maupun SMA. Bedanya, IAD lebih banyak berbicara tentang bagaimana metode-metode ilmu kealaman dalam menjelaskan gejala-gejala alam secara lebih filosofis. Jika mempelajari Filsafat ilmu kealaman, kita akan bertemu dengan berbagai aliran pemikiran dalam ilmu pengetahuan alam. Misalnya: Realisme, Anti-Realis, relativisme, maupun Feminisme Sains. Di dalamnya pun, kita akan menemukan pertentangan pemikiran antara satu aliran ilmu kealaman dengan aliran yang lain, seperti pertentangan antara realisme dengan anti-realis.
Sumber:
https://intanramandaputri.wordpress.com/2014/03/18/keterkaitan-antara-matematika-dan-ilmu-alamiah-dasar/
Metode Pembelajaran Aktif
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
sumber:http://nadhirin.blogspot.co.id/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
sumber:http://nadhirin.blogspot.co.id/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html
Langganan:
Postingan (Atom)